“Kesehatan jiwa pada anak sama penting dengan kesehatan fisiknya.”
“Saya merasa tidak berharga dok, semua yg saya lakukan sepertinya selalu salah…”
“Rasanya saya ingin pergi dari ini semua…”
“Badan saya sering terasa sakit, kepala berat, mual, muntah, nyeri dada, kesemutan dll…”
“Sulit sekali saya tidur dok…”
Seperti itulah keluhan awal anak yg kemudian ditegakkan diagnosis Depresi saat praktek sehari hari.
Sebagai orang tua tentunya kita sangat memperhatikan kesehatan fisik pada seorang anak, membawanya segera ke dokter dan memberikan obat bila anak sakit seperti demam, batuk, muntah, dll. Apakah kitapun peduli dengan kesehatan jiwa anak?
Depresi pada anak seringkali tersembunyi gejalanya, marilah coba mengenalinya dan melakukan pencegahan serta penanganannya.
Menurut DSM 5 (diagnostic statistical manual for mental disorder), depresi pada anak memiliki gejala gejala seperti di bawah ini:
– Suasana hati yang sedih atau mudah tersinggung
– Minat yang menurun, sulit menikmati keseharian
– Penurunan konsentrasi dan sulit membuat keputusan
– Insomnia (sulit tidur) atau hypersomnia (terlalu banyak tidur)
– Perubahan nafsu makan atau perubahan berat badan
– Kelelahan yang berlebihan, mudah capek, energi berkurang
– Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan
– Pikiran berulang tentang kematian atau keinginan bunuh diri
– Agitasi psikomotor (gelisah) atau malas bergerak (mager)
Gejala ini berlangsung selama 2 minggu berturut turut.
Semua gejala-gejala tersebut menyebabkan gangguan fungsi dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, lingkungan sosial, dan keluarga.
Ketika muncul gejala-gejala depresi pada anak, segeralah berkonsultasi dengan profesional kesehatan jiwa seperti : Psikiater, Perawat jiwa, psikolog, dokter umum terlatih untuk segera mendapatkan pertolongan.
Depresi pada anak dapat dicegah dengan melakukan pola asuh yang tepat untuk mendukung kondisi mental anak.
Hal yg bisa dilakukan antara lain adalah:
– LOVE, berikan cinta kasih, perhatian bagi anak dan pastikan kita selalu ada untuk mereka
– CONVERSATION, dorong anak untuk mau bercerita tentang apa yg dialaminya, pastikan dia nyaman dan bebas bercerita
– LISTEN, pastikan kita mendengarkan apa yg anak ceritakan, iya mendengarkan, bukan terlalu cepat menasihati dan menghakimi
– FEELING, cari tahu apa yg anak sedang rasakan dan validasi perasaan tersebut
– SYMPTOMS, kenali tanda dan gejala depresi yg muncul
– BEHAVIOR, waspada terhadap berbagai perubahan perilaku yg ditunjukkan anak
– PATIENCE, sabar dalam menghadapi anak, jangan memberikan tekanan yg berat baginya
– EDUCATE, sampaikan pada anak pentingnya kesehatan jiwa
– COPING, bantu anak dalam mempelajari keterampilan koping yg efektif dalam menghadapi stres, misalnya melakukan relaksasi
– REST TIME, pastikan anak memiliki waktu istirahat dan tidur yg cukup
– PROBLEM SOLVING, bantu anak dalam mencari pemecahan masalah yg efektif dan realistis
– ENVIRONMENT, berikan anak lingkungan yg kondusif dan suportif untuk perkembangan mentalnya
– SUPPORT, secara reguler selalu berikan dukungan, motivasi dan pujian bagi anak
– EXERCISE, pastikan anak melakukan olah raga secara rutin untuk menjaga kesehatan fisik dan jiwanya tetap baik
– BE PROUD, sampaikan selalu pada anak bahwa kita bangga padanya, hal ini penting untuk membangun harga diri dan percaya dirinya
– HELP, datang dan berkonsultasi dengan profesional untuk mendapatkan pertolongan
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” (Proverb)
Kesehatan jiwa anak jauh lebih penting dari nilainya di sekolah, lebih penting dari segala-galanya. Mari sediakan waktu lebih banyak untuk anak karena mereka perlukan itu!
dr.Lahargo Kembaren,SpKJ
Psikiater
RS.dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor